A. Pengertian dan Sejarah singkat psikologi
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata
Yunani: psiche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, yaitu ilmu yang pelajari
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya.
Berbicara tentang hal jiwa, terlebih dahulu kita harus
kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya
jasmniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbukan oleh proses
belajar. Misalnya: insting, refleks, nafsu, dan sebagainya. Jika jasmani mati,
maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan
pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan
pribadi ilah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh
keadaan jasmani, rohani, sosial, dan lingkungan. Proses belajar ialah proses
untuk meningkatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusahamendapatkan
pengertian baru,nilai-nilai dalam menghadapi kontradiksi kontradiksidalam
hidup.
Dampak dari kekaburan arti dari ilmu jiwa, sering
menimbulkan pendapat mengenai defenisi psikologi yang berbeda. Karena sifatnya
yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar,melainkan kita
hanya dapat mengenali gejala-gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak
nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita. Manusia dapat mengetahui jiwa
seseorang hanya denga tingkah lakunya. Jadi tingkah laku itu merupakan kenyataan
jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan jiwa itu kita namakan gejala-gejala jiwa,
diantaranya mengamati, menaggapi, mengingat, memikirkan, dan sebagainya. Dari
itulah orang kemudian membuat defenisi: ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia.
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu
pengetahuan pada tahun 1879, psikologi dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.
Filsafat sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu
melalui filsuf-filsuf Yunani kuno. Perkembangan para filsuf yunani kuno
berkembang terus sampai pada zaman renaisan, yaitu zaman revolusi ilmu
pengetahuan di Eropa. Pada era ini Rene Descartes (1596-1650), seorang filsuf
prancis, mencetuskan definisi bahwa ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu tentang
kesadaran. Berikutnya George Berkeley (1685-1753) memandang psikologi adalah
ilmu tentang pengindraan (persepsi), ilmu faal berpendapat bahwa jiwa erat
sekali hubungannya dengan susunan syaraf dan refleks-refleks. Danmasih banyak
pandangan-pandangan lainnya.
Namun, perkembangan ini tidak memuaskan beberapa beberapa
pakar psikologi yang lain, karena definisi-definisi tersebut dianggap melanggar
“janji” awalpsikologi, yang secara etimologis berarti ilmu “jiwa”. Orang-orang
malah melupakan inti dari psikologi, yaitu jiwa, mental, atau spirit. Gene
Zimmer pernah menyatakan bahwa psikologi harus mampu menjelaskan hal-hal
seperti imajinasi, perhatian, intelek, kewaspadaan, niat, akal, kemauan,
tanggung jawab, memori, dan lain-lain yang melekat pada diri kita. Tanpa itu,
psikologi tidak akan banyak bermanfaat.
B.
Aliran-aliran dalam psikologi
1.
Dua pendekatan
pertama
Sebelum
sampai pada psikologi ekperimental oleh Wundt, terdapat dua teori yang
mulaimengarahkan berdirinya psikologi sebagai
ilmu. Kedua teoriini ialah:
a.
Psikologi pembawaan
atau psikologi navinistik
Teori
ini menyatakan bahwa jika terdiri dari beberapa faktor yang dibawa sejak lahir
yang disebut pembawaan atau bakat. Pembawaa-pembawaan yang terpenting ialah
pikiran, perasaan dan kehendak, yang masing-masing terbagi lagi kedalam
beberapa jenis pembawaan kecil. Tokoh terkenal dari aliran ini ialah Franz
Joseph Gall (1785-1828). Dengan teori ini, Gall mengajukan suatu metode untuk
mengenal seseorang dengan memeriksa tengkorak kepalanya (frenologi). Meteode
ini tidak bertahan lama karena dianggap kurang kuat dasar-dasar ilmiahnya.
b.
Psikologi asosiasi
atau psikologi empiristik
Jiwa,
menurut teori ini, berisi ide-ide ang didapatkan melalui panca indra, dimemorikan
dan saling diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan,
kekontrasan, dan kelangsungan. Disini tidak diakui adanya faktor kejiwaan yang
dibawa sejak lahir.
2.
Teori-teori dalam
psikologi
Aliran-aliran
itu mengajukan teori teorinya masing-masing yang banyak diantaranya menjadi
dasar daripada teori-teori psikologi modern masa kini. Beberapa aliran yang
terkemuka dengan teorinya masing-masing akan dikemukakan dibawah ini:
a.
Elementisme atau
stukturalisme
Aliran
ini diajukan oleh W. Wundt (1832-1920). Aliran
ini sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaaan manusia dan ia
mendapati bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai element (bagian) seperti
pengindraan, perasaan, ingatan, dan sebagainya dan masing-masing elemen itu
dikaitkan satu sama lain. Psikologi Wundt juga dikenal sebagai psikologi
introspeksi.
b.
Behaviorisme atau
psikologi S-R
Merupakan
aliran yang khususnya terdapat di Amerika yang ditemukan oleh John B. Watson
(1878-1958). Aliran ini menentang adanya introspeksi, yaitu mengamati perasaan
sendiri. Aliran ini lebih mementingkan perilaku terbuka yang langsung dapat diamati
dan diukur. Aliran ini juga meyakini bahwa perilaku selalu dimulai dengan
adanya rangsangan (stimulus) dan diikuti oleh suatu reksi (response) terhadap
rangsangan itu. B.F Skinner juga
merupakan penganut yang memberi masukan sangat besar dalam perkembangan
behaviorisme.
c.
Psikologi Gestalt
Psikologi
gestalt lahir di German. “Gestalt” yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris
“from” atau “configuration” (bentuk), pertama kali diumumkan oleh Max
Wertheimer pada 1912. Tokoh lainya ialah Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang
Kohler (1887-1967).
Teori
yang mereka ajukan bahwa adalah dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi ,
rangsangan ditangkap secara keseluruhan. Jadi persepsi bukanlah penjumlahan
rangsangan-rangsangan kecil (detail) yang ditangkap oleh alat-alat indra
melainkan merupakan suatu keseluruhan yang berarti dari detail-detail tadi.
Misalnya, kita melihat mobil, dari depan, dari belakang, samping, dekat, jauh,
dalam gelap dan sebagainya, kita selalu melihatnya sebagai mobil, tidak sebagai
benda yang lain.
d.
Psikoanalisis
Psikoanalisis
diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) pada 1909, yaitu tentang alam ketidaksadaran.
Ketidaksadaran (unconsciousness) menurut Freud berisi dorongan-dorongan yang
timbul pada masa kanak-kanak yang oleh satu dan lain hal (misalnya dilarang
oleh norma) terpaksa ditekan sehingga tidak muncul dalam kesadaran.
Dorongan-dorongan terlarang ini, menurut teori Freud yang klasik adalah naluri
seksual atau juga disebut sebagai libido sexsualis dan laluri agresi atau tanatos.
Aliran ini mengkaji tentang mimpi-mimpi dan kesalahan bicara (slip of the
tongue), atau perbuatan yang dapat diterima masyarakat, misalnya karya seni,
karya satra, ilmu pengetahuan dan lainnya.
Dalam
perkembanga teori ini selanjutnya, Freud mengemukakan pula teori tentang id,
ego dan superego yang berarti dorongan-doronga naluri (id), aku (ego), dan hati
nurani (superego).
e.
Psikologi
humanistik
Psikologi
humanistik adalah paham yang mengutamakan manusia sebagai mahluk keseluruhan. Mereka
tidak setuju dengan pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya
dari salah satu aspek saja. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik
yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berprises untuk menjadi
dirinya sendiri (aktualisasi diri).
Tugas
psikologi, menurut paham ini, adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada
diri seserang dalam proses aktualisasi dirinya.
C.
Pembagian Psikologi
1.
Berdasarkan atas
lapangan/objek yang diselidiki
a.
Psikologi umum :
yaitu ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang
normal dan normal.
Disini
yang dipelajari ialah sifat-sifat pada umumnya,artinya persamaan-persamaannya
dari manusia dewasa, yang normal dan beradab. Sedang sifat-sifat kejiwaan
manusia yang belum dewasa (misalnya anak) manusia yang tidak normal (misanya
orang gila).dan manusia yang tidak beradab (misalnya orang primitif), tidak
termasuk ilmu jiwa umum, melainkan termasuk ilmu jiwa khusus.
b.
Psikologi khusus :
yaitu ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala kejiwaan
manusia.
Jadi
menyelidiki sifat-sifat yang berbeda pada manusia, seperti berbeda umur,
kelamin, lapangan hidup, dan lain-lain.
Yang
termasuk psikologi khusus ialah, sebagai berikut:
1)
Ilmu jiwa anak,
yaitu ilmu jiwa yang mempelajari jiwa anak sejak lahir hingga dewasa.
2)
Ilmu jiwa
perkembangan, yaitu mempelajari bagaimana terjadi dan berkembangnya kehidupan
jiwa anak-anak normal.
3)
Ilmu jiwa kriminal
yaitu mempelari soal-soal yang berhubungan dengan kejahatan, misanya untuk
mengetahui dasardan alasan-alasan
berbuat jahat.
4)
Psikopatologi,
yaitu mempelajari tetang penyakit-penyakit jiwa atau kelainan-kelainan jiwa
seseorang.
5)
Ilmu watak
(karakterologi), yaitu mempelajari watak sesorang atau golongan.
6)
Massa-psikologi,
yaitu mempelajari gejala-gejala yang tejadi pada himpunan manusia banyak.
7)
Ilmu jiwa
golongan/kemasyarakatan, yaitu mempelajari gejala-gejala jiwa dalam golongan
hidup, misalnya guru, hakim, buruh, pelajar, dan sebagainya.
8)
Ilmu jiwa
bangsa-bangsa, yaitu mempelajari gejala-gejala dalam tiap-tiap bangsa, misanya
bangsa Indonesia, India tionghoa, dan sebagainya.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidang-bidang perannya
psikologi. Pada umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis, yang
diaplikasikan sesuai dengan bidangnya.
2.
Berdasarkan atas
kegunaannya/tujuannya
Bedasarkan
kegunaannya ilmu jiwa dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut:
a.
Ilmu jiwa teoritis,
ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala-gejala itu
sendiri. Jadi belum dihubungkan dengan praktek hidup sehari-hari, melainkan
mempelajari gejala-gejala tersebut sebagaipengetahuan saja , untuk menembah
pengetahuantentang kejiwaan.
b.
Ilmu jiwa praktis,
ialah ilmu jiwa yang mempelajari segala sesuatu tentang jiwa untuk digunakan
dalam praktek.
Yang
termasuk dalam ilmu jiwa praktis adalah sebagai berikut:
1)
Psiko-teknik, yaitu
teori tentang cara menetapkan pribadi seseorang
dan kecakapannya untuk memegang jabatan tertentu.
2)
Psikologi
pendidikan, yaitu mempelajari hal ikhwal jiwa untuk keperluan pendidikan. Jadi,
segala gejala-gejala yangberhubungan denga proses pendidikan dipelajari secara
mendalam.
3)
Ilmu jiwa
pengobatan, yaitu mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang berhubungan dengan
penyembuhan penyakit.
4)
Ilmu jiwa kriminal,
yaitu mempejari soal-soal yang berhubungan dengan kejahatan.
5)
Ilmu jiwa pastoral,
yaitu mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta meyekinkan
pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya. Umumnya ilmu jiwa ini dipelajari
oleh pemimpin agama.
6)
Psikiatri, yaitu
ajaran untuk menyembuhkan penyakit jiwa/urat syaraf. Ahli penyakit ini disebut
psikiater.
7)
Psiko-diagnostik,
yaitu teori tentang cara menetapkan tanda-tanda penyakit jiwa.
8)
Psiko-terapi, yaitu
cara mengobati cacat-cacat jiwa dengan berbagai metode, misalnya sugesti,
hipnotis psikoanalisis atau ungkapan-ungkapan jiwa, dan sebagainya.
D.
Objek pembahasan psikologi
Setiap
ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu dalam pembahasannya. Objek ilmu
tumbuh-tumbuhan misalnya membicarakan tentang tumbuh –tumbuhan. Ditinjau dari
segi objeknya, maka psikologi dapat dibagi sebagai berikut:
1.
Psikologi
metafisika
Meta
(dibalik, diluar); fisika (alam nyata). Yang menjadi oblek ialah hal-hal yang
menjadi asal-usulnya ilmu jiwa, wujudnya jiwa, akhir jadinya sesuatu yang tidak
berwujud nyata dan tidak pula diselidiki
dengan ilmu alam biasa atau fisika. Karena itu psikologi tersebut
dinamakan psikologi metafisika.
2.
Psikologi empiris
(pengalaman)
Bertentangan
dengan alian rasionalisme, maka timbullah aliran empirisme, yang dipelopori
oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli-ahli empiris ini ilmu jiwa tidak dapat
didasarkan dan diuraikan dengan filsafah atau teologi, melainkan harus
berdasarkan pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari
hasilpengamaan nyata itu diambil suatu kesimpulan atau ketentuan. Karena
psikologi ini mempelajari gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif, maka
psikologi ini disebut psikologi posotif.
3.
Psikologi
behaviorisme (tingkah laku)
Menurut
aliran ini psikologi ialah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (behavior)
manusia. Aliran ini tidak mempercayai hal-hal yang absrtak. Aliran ini timbul
pada abad 20, diperoleh oleh Mac Dougall. Ahli-ahli paham ini memegang teguh
prinsip-prinsip:
·
Objek psikologi
adalah behavior yaitu gerak lahir yang nyata, atau reaksi-reaksi manusia terhadap
perangsang-perangsang tertentu.
·
Unsur behavior
telah refleks, yaitu reaksi tak sadar atas perangsang dari luar tubuh. Maka
psikologi ini terkenal dengan nama behaviorisme.
E.
Cabang-cabang psikologi
Jika
ingin melihat cabang-cabang psikologi dalam perkembangannya secara umum dapat
disimak divisi-divisi yang saat ini bernaung dibawah bendera APA (American
Psychological Association) yang jumlahnya lebih dari 50 divisi dan membahas
berbagai topik. Daftar divisi dari APA dan topik-topik yang dibahas oleh APA
dibawah ini, hampir 100 tahun setelah
didirikannya laboratorium Psikologi pertama oleh W. Wundt di Leipzig Tahun
1879.
Tabel 1.1 divisi-divisi
dalam APA
No.
|
Dafrar divisi dalam APA (American Psychological
Association)
|
Topik-topik yang diteliti dan dipraktekkan
|
1.
|
Society for General Psychology (paguyuban psikologi
umum
|
umum
|
2
|
Society for Teaching of Psychology (paguyuban untuk
pengajaran psikologi)
|
pengajaran
|
3
|
Experimental Psychology (psikologi experimental)
|
eksperiment
|
4
|
There is no Division 4 (divisi 4 dulu pernah ada tetapi
dalam sistem APA. Setelah suatu divisi bubar tidak digantikan dengan divisi
baru.
|
|
5
|
Evaluation, Measurement, and Statistics (evaluasi,
pengukuran, dan statistik)
|
Asesment, evaluasi,pengukuran, statistik, testing
|
6
|
Behavioral Neuroscience and Comparative Psychology
(ilmu syaraf perilaku dan psikologi perbandingan)
|
Perbandingan, ilmu faal, ilmu syaraf, persepsi
|
7
|
Developmental
Psychology (psikologi perkembangan)
|
Anak-anak, perkembangan, pendidikan, masalah- masalah kebijakan publik
|
8
|
Society for
Personality and Social Psychology (paguyuban untuk kepribadian dan psikologi
sosial)
|
Kepribadian, sosial
|
9
|
Society for the
Psychological Study of Social Issues (SPSSI)/(paguyuban untuk studi psikologi
dalam masalah- masalah sosial)
|
Masalah-masalah kebijakan publik
|
10
|
Society
for the Psychology of Aesthetics, Creativity and the Arts
|
Kesenian
|
11
|
There is not division 11 (tidak ada divisi 11)
|
|
12
|
Society
of Clinical Psychology (paguyuban
psikologi klinis)
|
Menua, asesment, anak-anak, klinis, klinis anak,
perempuan, minoritas etnik minoritas, kedokteran anak, psikoterapi
|
13
|
Society
of Consulting Psychology (paguyuban
psikologi konsultasi)
|
Konsultasi, industri dan organisasi, SDM
|
14
|
Society for Industrial and Organizational Psychology
(paguyuban psikologi industri dan organisasi)
|
Ergonomis, SDM, testing
|
15
|
Educational Psychology (psikologi pendidikan)
|
Pendidikan, pengajaran
|
16
|
School Psychology (psikologi sekolah)
|
Anak-anak, pendidikan, masalah keluarga, sekolah
|
17
|
Society
of Counseling Psychology paguyuban
psikologi konseling)
|
Perkembangan orang dewasa, menua, asesment, pelayanan
anak, pemuda, dan keluarga, konseling, perempuan, pendidikan, minoritas etnik
minoritas, masalah-masalah kebijakan publik, rehabilitasi, internasional,
kesehatan, kelompok, praktik mandiri, laki-laki dan maskulinitas,
psikoterapi, sekolah, terapi, kejuruan, masalah-masalah lesbian, homodan
biseksual.
|
18
|
Psychologists
in Public Service (psikologi dalam
pelayanan umum)
|
Peradilan pidana, kepolisian dan keamanan umum,
masalah-masalah veteran, pelayanan umum
|
19
|
Society
for Military Psychology (paguyuban
psikologi militer)
|
Kemiliteran
|
20
|
Adult
Development and Aging (perkembangan
manusia dewasa dan penuaan)
|
Perkembangan orang dewasa, menua, perkembangan,
kepribadian
|
21
|
Applied Experimental and Engineering Psychology
(psikologi eksperiment dan terapan)
|
Eksperimental terapan, ergonomis, eksperiment, teknik,
faktor-faktor manusia
|
22
|
Rehabilitation
Psychology (psikologi rehabilitasi)
|
Cacat, rehabilitasi
|
23
|
Society
for Consumer Psychology (paguyuban
psikologi konsumen)
|
Periklanan, konsumen
|
24
|
Society
for Theoretical and Philosophical Psychology (paguyuban psikologi teoritis dan filosofis)
|
Teori, filsafat
|
25
|
Behavior
Analysis (analisis perilaku)
|
Analisi perilaku, analisis eksperimental tentang
perilaku
|
26
|
Society
for the History of Psychology (paguyuban
untuk sejarah psikologi)
|
Sejarah
|
27
|
Society
for Community Research and Action: Division of Community Psychology (paguyuban untuk penelitian dan tindakan komunitas: divisi psikologi
komunitas)
|
Pelayanan anak, pemuda dan keluarga, anak-anak,
komunitas, perempuan, pendidikan, etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan
publik, internasional, evaluasi
|
28
|
Psychopharmacology
and Substance Abuse
(psikofarmakalogi dan penyalahgunaan zat)
|
Ketergantungan, penyalahgunaan zat, psikofarmakologi
|
29
|
Psychotherapy (psikoterapi)
|
Psikoterapi, terapi
|
30
|
Society
of Psychological Hypnosis (paguyuban
untuk psikologi hipnosis)
|
Hipnosis
|
31
|
State,
Provincial and Territorial Psychological Association Affairs (perkumpulan psikologi untuk masalah-masalah negara,
provinsi, dan wilayah)
|
Masalah-lasalah yang terkait dengan negara
|
32
|
Society
for Humanistic Psychology (paguyuban
psikologi humanistik)
|
Humanistik
|
33
|
Intellectual
and Developmental Disabilities (ketidakmampuan kecerdasan dan perkembangan)
|
Perkembangan orang cacat, cacat, keterbelakangan mental
|
34
|
Society
for Environmental, Population and Conservation Psychology (psikologi kependudukan dan lingkungan)
|
Masalah-masalah kebijakan publik, ergonomis,
lingkungan, kependudukan
|
35
|
Society
for the Psychology of Women (paguyuban
psikologi wanita)
|
Perempuan, etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan
publik
|
36
|
Society
for the Psychology of Religion and Spirituality (psikologi agama)
|
Agama, spiritualitas
|
37
|
Society
for Child and Family Policy and Practice (paguyuban untuk kebijakan dan praktik untuk anak dan keluarga)
|
Pelayanan anak, pemuda dan keluarga, nak-anak,
masalah-masalah kebijakan publik, masalah keluarga
|
38
|
Health
Psychology (psikologi kesehatan)
|
Ketergantungan/adiksi, menua, anak-anak, klinis, klinis
anak, perempuan, etnik monoritas, kedokteran anak, rehabilitasi, kesehatan,
kelainan makanan, latihan, ilmu faal, penyalahgunaan zat, ilmu syaraf,
olahraga
|
39
|
Psychoanalysis (psikoanalisis)
|
Klinis, terapi, psikoanalisis
|
40
|
Society
for Clinical Neuropsychology (psikologi
syraf dan klinis)
|
Klinis, psikologi syaraf
|
41
|
American
Psychology-Law Society (paguyuban
psikologi hukum Amerika)
|
Hukum dan psikologi, forensik
|
42
|
Psychologists
in Independent Practice (psikologi
paraktik mandiri)
|
Praktik mandiri
|
43
|
Society
for Family Psychology ( psikologi
keluarga)
|
Masalah keluarga
|
44
|
Society
for the Psychological Study of Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender Issues (paguyuban untuk studi psikologi tentang
masalah-masalah lesbian, homo dan biseks)
|
Masalah-masalah kebijakan publik, masalah-masalah
lesbian, homo dan biseksual
|
45
|
Society
for the Psychological Study of Ethnic Minority Issues (paguyuban untuk studi psikologitentang
masalah-masalah minoritas)
|
Etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan publik
|
46
|
Society
for Media Psychology and Technology (psikologi media dan teknologi)
|
Media
|
47
|
Exercise
and Sport Psychology (olahraga dan
latihan)
|
Latihan, olahraga
|
48
|
Society
for the Study of Peace, Conflict and Violence: Peace Psychology Division (paguyuban untuk studi tentang perdamaian, konflik,
dan kekerasan: divisi psikologi perdamaian)
|
Resolusi konflik, masalah-masalah kebijakan publik,
perdamaian
|
49
|
Society
of Group Psychology and Group Psychotherapy (psikologi kelompok dan psikoterapi kelompok)
|
Kelompok terapi
|
50
|
Society
of Addiction Psychology (ketergantungan)
|
Ketergantungan/adiksi, kelainan makan, penyalahgunaan
zat
|
51
|
Society
for the Psychological Study of Men and Masculinity (paguyuban untuk studi tentang laki-laki dan
maskulinitas)
|
Laki-laki dan maskulinitas
|
52
|
International
Psychology (psikologi internasional)
|
Internasional
|
53
|
Society
of Clinical Child and Adolescent Psychology (paguyuban psikologi klinis anak dan remaja)
|
Anak-anak, klinis anak
|
54
|
Society
of Pediatric Psychology (paguyuban
psikologi kedokteran anak)
|
Anak-anak, kedokteran anak
|
55
|
American
Society for the Advancement of Pharmacotherapy (paguyuban Amerika untuk pengembangan terapi obat)
|
Penyalahgunaan zat, terapi obat
|
56
|
Trauma Psychology (psikologi trauma)
|
Trauma
|
F.
Tujuan memepelajari psikologi
Pada
garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa adalah untukmenjadikan manusia
supaya hidupnya lebih baik, bahagia dan sempurnah. Tujuan ilmu jiwa dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Untuk memperoleh
paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah
laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
2.
Untuk mengetahui
perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal
tingkah laku manusia.
3.
Untuk mengetahui
penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Widodo Supriono, 2003. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Anas, Muhammad, 2007. Psikologi
Sosial. Badan Penerbit UNM: Makassar.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.j.
& Nolen hoeksema, 1996. Pengantar
Psikologi Jilid 1. Interkasara: Tangerang.
L.N, Yusuf Syamsu, 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Rosda: Bandung.
Sarwono, Sarlito W., 2009. Pengantar psikologi Umum. Rajawali Pers: Jakarta.
Walgito, Bimo, 1981. Pengantar
psikologi Umum. Penerbit Andi: Yogyakarta.