Sabtu, 05 Oktober 2013

pengatar psikologi


A.    Pengertian dan Sejarah singkat psikologi
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani: psiche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, yaitu ilmu yang pelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,  prosesnya, maupun latar belakangnya.
Berbicara tentang hal jiwa, terlebih dahulu kita harus kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior), yaitu perbuatan yang ditimbukan oleh proses belajar. Misalnya: insting, refleks, nafsu, dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi ilah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial, dan lingkungan. Proses belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusahamendapatkan pengertian baru,nilai-nilai dalam menghadapi kontradiksi kontradiksidalam hidup.
Dampak dari kekaburan arti dari ilmu jiwa, sering menimbulkan pendapat mengenai defenisi psikologi yang berbeda. Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar,melainkan kita hanya dapat mengenali gejala-gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak nampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya denga tingkah lakunya. Jadi tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Pernyataan jiwa itu kita namakan gejala-gejala jiwa, diantaranya mengamati, menaggapi, mengingat, memikirkan, dan sebagainya. Dari itulah orang kemudian membuat defenisi: ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879, psikologi dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal. Filsafat sudah mempelajari gejala-gejala kejiwaan sejak 500-600 tahun SM, yaitu melalui filsuf-filsuf Yunani kuno. Perkembangan para filsuf yunani kuno berkembang terus sampai pada zaman renaisan, yaitu zaman revolusi ilmu pengetahuan di Eropa. Pada era ini Rene Descartes (1596-1650), seorang filsuf prancis, mencetuskan definisi bahwa ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu tentang kesadaran. Berikutnya George Berkeley (1685-1753) memandang psikologi adalah ilmu tentang pengindraan (persepsi), ilmu faal berpendapat bahwa jiwa erat sekali hubungannya dengan susunan syaraf dan refleks-refleks. Danmasih banyak pandangan-pandangan lainnya.
Namun, perkembangan ini tidak memuaskan beberapa beberapa pakar psikologi yang lain, karena definisi-definisi tersebut dianggap melanggar “janji” awalpsikologi, yang secara etimologis berarti ilmu “jiwa”. Orang-orang malah melupakan inti dari psikologi, yaitu jiwa, mental, atau spirit. Gene Zimmer pernah menyatakan bahwa psikologi harus mampu menjelaskan hal-hal seperti imajinasi, perhatian, intelek, kewaspadaan, niat, akal, kemauan, tanggung jawab, memori, dan lain-lain yang melekat pada diri kita. Tanpa itu, psikologi tidak akan banyak bermanfaat.

B.     Aliran-aliran dalam psikologi
1.      Dua pendekatan pertama
Sebelum sampai pada psikologi ekperimental oleh Wundt, terdapat dua teori yang mulaimengarahkan berdirinya  psikologi sebagai ilmu. Kedua teoriini ialah:
a.       Psikologi pembawaan atau psikologi navinistik
Teori ini menyatakan bahwa jika terdiri dari beberapa faktor yang dibawa sejak lahir yang disebut pembawaan atau bakat. Pembawaa-pembawaan yang terpenting ialah pikiran, perasaan dan kehendak, yang masing-masing terbagi lagi kedalam beberapa jenis pembawaan kecil. Tokoh terkenal dari aliran ini ialah Franz Joseph Gall (1785-1828). Dengan teori ini, Gall mengajukan suatu metode untuk mengenal seseorang dengan memeriksa tengkorak kepalanya (frenologi). Meteode ini tidak bertahan lama karena dianggap kurang kuat dasar-dasar ilmiahnya.
b.      Psikologi asosiasi atau psikologi empiristik
Jiwa, menurut teori ini, berisi ide-ide ang didapatkan melalui panca indra, dimemorikan dan saling diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan kelangsungan. Disini tidak diakui adanya faktor kejiwaan yang dibawa sejak lahir.
2.      Teori-teori dalam psikologi
Aliran-aliran itu mengajukan teori teorinya masing-masing yang banyak diantaranya menjadi dasar daripada teori-teori psikologi modern masa kini. Beberapa aliran yang terkemuka dengan teorinya masing-masing akan dikemukakan dibawah ini:
a.       Elementisme atau stukturalisme
Aliran ini diajukan oleh W.  Wundt (1832-1920). Aliran ini sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaaan manusia dan ia mendapati bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai element (bagian) seperti pengindraan, perasaan, ingatan, dan sebagainya dan masing-masing elemen itu dikaitkan satu sama lain. Psikologi Wundt juga dikenal sebagai psikologi introspeksi.
b.      Behaviorisme atau psikologi S-R
Merupakan aliran yang khususnya terdapat di Amerika yang ditemukan oleh John B. Watson (1878-1958). Aliran ini menentang adanya introspeksi, yaitu mengamati perasaan sendiri. Aliran ini lebih mementingkan perilaku terbuka yang langsung dapat diamati dan diukur. Aliran ini juga meyakini bahwa perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan (stimulus) dan diikuti oleh suatu reksi (response) terhadap rangsangan itu.  B.F Skinner juga merupakan penganut yang memberi masukan sangat besar dalam perkembangan behaviorisme.
c.       Psikologi Gestalt
Psikologi gestalt lahir di German. “Gestalt” yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris “from” atau “configuration” (bentuk), pertama kali diumumkan oleh Max Wertheimer pada 1912. Tokoh lainya ialah Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967).
Teori yang mereka ajukan bahwa adalah dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi , rangsangan ditangkap secara keseluruhan. Jadi persepsi bukanlah penjumlahan rangsangan-rangsangan kecil (detail) yang ditangkap oleh alat-alat indra melainkan merupakan suatu keseluruhan yang berarti dari detail-detail tadi. Misalnya, kita melihat mobil, dari depan, dari belakang, samping, dekat, jauh, dalam gelap dan sebagainya, kita selalu melihatnya sebagai mobil, tidak sebagai benda yang lain.
d.      Psikoanalisis
Psikoanalisis diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) pada 1909,  yaitu tentang alam ketidaksadaran. Ketidaksadaran (unconsciousness) menurut Freud berisi dorongan-dorongan yang timbul pada masa kanak-kanak yang oleh satu dan lain hal (misalnya dilarang oleh norma) terpaksa ditekan sehingga tidak muncul dalam kesadaran. Dorongan-dorongan terlarang ini, menurut teori Freud yang klasik adalah naluri seksual atau juga disebut sebagai libido sexsualis dan laluri agresi atau tanatos. Aliran ini mengkaji tentang mimpi-mimpi dan kesalahan bicara (slip of the tongue), atau perbuatan yang dapat diterima masyarakat, misalnya karya seni, karya satra, ilmu pengetahuan dan lainnya.
Dalam perkembanga teori ini selanjutnya, Freud mengemukakan pula teori tentang id, ego dan superego yang berarti dorongan-doronga naluri (id), aku (ego), dan hati nurani (superego).
e.       Psikologi humanistik
Psikologi humanistik adalah paham yang mengutamakan manusia sebagai mahluk keseluruhan. Mereka tidak setuju dengan pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berprises untuk menjadi dirinya sendiri (aktualisasi diri).
Tugas psikologi, menurut paham ini, adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada diri seserang dalam proses aktualisasi dirinya.

C.    Pembagian Psikologi
1.      Berdasarkan atas lapangan/objek yang diselidiki
a.       Psikologi umum : yaitu ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang normal dan normal.
Disini yang dipelajari ialah sifat-sifat pada umumnya,artinya persamaan-persamaannya dari manusia dewasa, yang normal dan beradab. Sedang sifat-sifat kejiwaan manusia yang belum dewasa (misalnya anak) manusia yang tidak normal (misanya orang gila).dan manusia yang tidak beradab (misalnya orang primitif), tidak termasuk ilmu jiwa umum, melainkan termasuk ilmu jiwa khusus.
b.      Psikologi khusus : yaitu ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia.
Jadi menyelidiki sifat-sifat yang berbeda pada manusia, seperti berbeda umur, kelamin, lapangan hidup, dan lain-lain.
Yang termasuk psikologi khusus ialah, sebagai berikut:
1)      Ilmu jiwa anak, yaitu ilmu jiwa yang mempelajari jiwa anak sejak lahir hingga dewasa.
2)      Ilmu jiwa perkembangan, yaitu mempelajari bagaimana terjadi dan berkembangnya kehidupan jiwa anak-anak normal.
3)      Ilmu jiwa kriminal yaitu mempelari soal-soal yang berhubungan dengan kejahatan, misanya untuk mengetahui dasardan alasan-alasan  berbuat jahat.
4)      Psikopatologi, yaitu mempelajari tetang penyakit-penyakit jiwa atau kelainan-kelainan jiwa seseorang.
5)      Ilmu watak (karakterologi), yaitu mempelajari watak sesorang atau golongan.
6)      Massa-psikologi, yaitu mempelajari gejala-gejala yang tejadi pada himpunan manusia banyak.
7)      Ilmu jiwa golongan/kemasyarakatan, yaitu mempelajari gejala-gejala jiwa dalam golongan hidup, misalnya guru, hakim, buruh, pelajar, dan sebagainya.
8)      Ilmu jiwa bangsa-bangsa, yaitu mempelajari gejala-gejala dalam tiap-tiap bangsa, misanya bangsa Indonesia, India tionghoa, dan sebagainya.
Psikologi khusus masih berkembang  terus sesuai dengan bidang-bidang perannya psikologi. Pada umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis, yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya.
2.      Berdasarkan atas kegunaannya/tujuannya
Bedasarkan kegunaannya ilmu jiwa dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut:
a.       Ilmu jiwa teoritis, ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala-gejala itu sendiri. Jadi belum dihubungkan dengan praktek hidup sehari-hari, melainkan mempelajari gejala-gejala tersebut sebagaipengetahuan saja , untuk menembah pengetahuantentang kejiwaan.
b.      Ilmu jiwa praktis, ialah ilmu jiwa yang mempelajari segala sesuatu tentang jiwa untuk digunakan dalam praktek.
Yang termasuk dalam ilmu jiwa praktis adalah sebagai berikut:
1)      Psiko-teknik, yaitu teori tentang cara menetapkan pribadi seseorang  dan kecakapannya untuk memegang jabatan tertentu.
2)      Psikologi pendidikan, yaitu mempelajari hal ikhwal jiwa untuk keperluan pendidikan. Jadi, segala gejala-gejala yangberhubungan denga proses pendidikan dipelajari secara mendalam.
3)      Ilmu jiwa pengobatan, yaitu mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang berhubungan dengan penyembuhan penyakit.
4)      Ilmu jiwa kriminal, yaitu mempejari soal-soal yang berhubungan dengan kejahatan.
5)      Ilmu jiwa pastoral, yaitu mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta meyekinkan pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya. Umumnya ilmu jiwa ini dipelajari oleh pemimpin agama.
6)      Psikiatri, yaitu ajaran untuk menyembuhkan penyakit jiwa/urat syaraf. Ahli penyakit ini disebut psikiater.
7)      Psiko-diagnostik, yaitu teori tentang cara menetapkan tanda-tanda penyakit jiwa.
8)      Psiko-terapi, yaitu cara mengobati cacat-cacat jiwa dengan berbagai metode, misalnya sugesti, hipnotis psikoanalisis atau ungkapan-ungkapan jiwa, dan sebagainya.

D.    Objek pembahasan psikologi
Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu dalam pembahasannya. Objek ilmu tumbuh-tumbuhan misalnya membicarakan tentang tumbuh –tumbuhan. Ditinjau dari segi objeknya, maka psikologi dapat dibagi sebagai berikut:
1.      Psikologi metafisika
Meta (dibalik, diluar); fisika (alam nyata). Yang menjadi oblek ialah hal-hal yang menjadi asal-usulnya ilmu jiwa, wujudnya jiwa, akhir jadinya sesuatu yang tidak berwujud nyata dan tidak pula diselidiki  dengan ilmu alam biasa atau fisika. Karena itu psikologi tersebut dinamakan psikologi metafisika.
2.      Psikologi empiris (pengalaman)
Bertentangan dengan alian rasionalisme, maka timbullah aliran empirisme, yang dipelopori oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli-ahli empiris ini ilmu jiwa tidak dapat didasarkan dan diuraikan dengan filsafah atau teologi, melainkan harus berdasarkan pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari hasilpengamaan nyata itu diambil suatu kesimpulan atau ketentuan. Karena psikologi ini mempelajari gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif, maka psikologi ini disebut psikologi posotif.
3.      Psikologi behaviorisme (tingkah laku)
Menurut aliran ini psikologi ialah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (behavior) manusia. Aliran ini tidak mempercayai hal-hal yang absrtak. Aliran ini timbul pada abad 20, diperoleh oleh Mac Dougall. Ahli-ahli paham ini memegang teguh prinsip-prinsip:
·         Objek psikologi adalah behavior yaitu gerak lahir yang nyata, atau reaksi-reaksi manusia terhadap perangsang-perangsang tertentu.
·         Unsur behavior telah refleks, yaitu reaksi tak sadar atas perangsang dari luar tubuh. Maka psikologi ini terkenal dengan nama behaviorisme.
E.     Cabang-cabang psikologi
Jika ingin melihat cabang-cabang psikologi dalam perkembangannya secara umum dapat disimak divisi-divisi yang saat ini bernaung dibawah bendera APA (American Psychological Association) yang jumlahnya lebih dari 50 divisi dan membahas berbagai topik. Daftar divisi dari APA dan topik-topik yang dibahas oleh APA dibawah ini,  hampir 100 tahun setelah didirikannya laboratorium Psikologi pertama oleh W. Wundt di Leipzig Tahun 1879.

Tabel 1.1 divisi-divisi dalam APA
No.
Dafrar divisi dalam APA (American Psychological Association)
Topik-topik yang diteliti dan dipraktekkan
1.
Society for General Psychology (paguyuban psikologi umum
umum
2
Society for Teaching of Psychology (paguyuban untuk pengajaran psikologi)
pengajaran
3
Experimental Psychology (psikologi experimental)
eksperiment
4
There is no Division 4 (divisi 4 dulu pernah ada tetapi dalam sistem APA. Setelah suatu divisi bubar tidak digantikan dengan divisi baru.

5
Evaluation, Measurement, and Statistics (evaluasi, pengukuran, dan statistik)
Asesment, evaluasi,pengukuran, statistik, testing
6
Behavioral Neuroscience and Comparative Psychology (ilmu syaraf perilaku dan psikologi perbandingan)
Perbandingan, ilmu faal, ilmu syaraf, persepsi
7
Developmental Psychology (psikologi perkembangan)
Anak-anak, perkembangan, pendidikan, masalah- masalah kebijakan publik
8
Society for Personality and Social Psychology (paguyuban untuk kepribadian dan psikologi sosial)
Kepribadian, sosial
9
Society for the Psychological Study of Social Issues (SPSSI)/(paguyuban untuk studi psikologi dalam masalah- masalah sosial)
Masalah-masalah kebijakan publik
10
Society for the Psychology of Aesthetics, Creativity and the Arts
Kesenian
11
There is not division 11 (tidak ada divisi 11)

12
Society of Clinical Psychology (paguyuban psikologi klinis)
Menua, asesment, anak-anak, klinis, klinis anak, perempuan, minoritas etnik minoritas, kedokteran anak, psikoterapi
13
Society of Consulting Psychology (paguyuban psikologi konsultasi)
Konsultasi, industri dan organisasi, SDM
14
Society for Industrial and Organizational Psychology (paguyuban psikologi industri dan organisasi)
Ergonomis, SDM, testing
15
Educational Psychology (psikologi pendidikan)
Pendidikan, pengajaran
16
School Psychology (psikologi sekolah)
Anak-anak, pendidikan, masalah keluarga, sekolah
17
Society of Counseling Psychology paguyuban psikologi konseling)
Perkembangan orang dewasa, menua, asesment, pelayanan anak, pemuda, dan keluarga, konseling, perempuan, pendidikan, minoritas etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan publik, rehabilitasi, internasional, kesehatan, kelompok, praktik mandiri, laki-laki dan maskulinitas, psikoterapi, sekolah, terapi, kejuruan, masalah-masalah lesbian, homodan biseksual.
18
Psychologists in Public Service (psikologi dalam pelayanan umum)
Peradilan pidana, kepolisian dan keamanan umum, masalah-masalah veteran, pelayanan umum
19
Society for Military Psychology (paguyuban psikologi militer)
Kemiliteran
20
Adult Development and Aging (perkembangan manusia dewasa dan penuaan)
Perkembangan orang dewasa, menua, perkembangan, kepribadian
21
Applied Experimental and Engineering Psychology (psikologi eksperiment dan terapan)
Eksperimental terapan, ergonomis, eksperiment, teknik, faktor-faktor manusia
22
Rehabilitation Psychology (psikologi rehabilitasi)
Cacat, rehabilitasi
23
Society for Consumer Psychology (paguyuban psikologi konsumen)
Periklanan, konsumen
24
Society for Theoretical and Philosophical Psychology (paguyuban psikologi teoritis dan filosofis)
Teori, filsafat
25
Behavior Analysis (analisis perilaku)
Analisi perilaku, analisis eksperimental tentang perilaku
26
Society for the History of Psychology (paguyuban untuk sejarah psikologi)
Sejarah
27
Society for Community Research and Action: Division of Community Psychology (paguyuban untuk penelitian  dan tindakan komunitas: divisi psikologi komunitas)
Pelayanan anak, pemuda dan keluarga, anak-anak, komunitas, perempuan, pendidikan, etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan publik, internasional, evaluasi
28
Psychopharmacology and Substance Abuse (psikofarmakalogi dan penyalahgunaan zat)
Ketergantungan, penyalahgunaan zat, psikofarmakologi
29
Psychotherapy (psikoterapi)
Psikoterapi, terapi
30
Society of Psychological Hypnosis (paguyuban untuk psikologi hipnosis)
Hipnosis
31
State, Provincial and Territorial Psychological Association Affairs (perkumpulan psikologi untuk masalah-masalah negara, provinsi, dan wilayah)
Masalah-lasalah yang terkait dengan negara
32
Society for Humanistic Psychology (paguyuban psikologi humanistik)
Humanistik
33
Intellectual and Developmental Disabilities (ketidakmampuan kecerdasan dan perkembangan)
Perkembangan orang cacat, cacat, keterbelakangan mental
34
Society for Environmental, Population and Conservation Psychology (psikologi kependudukan dan lingkungan)
Masalah-masalah kebijakan publik, ergonomis, lingkungan, kependudukan
35
Society for the Psychology of Women (paguyuban psikologi wanita)
Perempuan, etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan publik
36
Society for the Psychology of Religion and Spirituality (psikologi agama)
Agama, spiritualitas
37
Society for Child and Family Policy and Practice (paguyuban untuk kebijakan dan praktik untuk anak dan keluarga)
Pelayanan anak, pemuda dan keluarga, nak-anak, masalah-masalah kebijakan publik, masalah keluarga
38
Health Psychology (psikologi kesehatan)
Ketergantungan/adiksi, menua, anak-anak, klinis, klinis anak, perempuan, etnik monoritas, kedokteran anak, rehabilitasi, kesehatan, kelainan makanan, latihan, ilmu faal, penyalahgunaan zat, ilmu syaraf, olahraga
39
Psychoanalysis (psikoanalisis)
Klinis, terapi, psikoanalisis
40
Society for Clinical Neuropsychology (psikologi syraf dan klinis)
Klinis, psikologi syaraf
41
American Psychology-Law Society (paguyuban psikologi hukum Amerika)
Hukum dan psikologi, forensik
42
Psychologists in Independent Practice (psikologi paraktik mandiri)
Praktik mandiri
43
Society for Family Psychology ( psikologi keluarga)
Masalah keluarga
44
Society for the Psychological Study of Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender Issues (paguyuban untuk studi psikologi tentang masalah-masalah lesbian, homo dan biseks)
Masalah-masalah kebijakan publik, masalah-masalah lesbian, homo dan biseksual
45
Society for the Psychological Study of Ethnic Minority Issues (paguyuban untuk studi psikologitentang masalah-masalah minoritas)
Etnik minoritas, masalah-masalah kebijakan publik
46
Society for Media Psychology and Technology (psikologi media dan teknologi)
Media
47
Exercise and Sport Psychology (olahraga dan latihan)
Latihan, olahraga
48
Society for the Study of Peace, Conflict and Violence: Peace Psychology Division (paguyuban untuk studi tentang perdamaian, konflik, dan kekerasan: divisi psikologi perdamaian)
Resolusi konflik, masalah-masalah kebijakan publik, perdamaian
49
Society of Group Psychology and Group Psychotherapy (psikologi kelompok dan psikoterapi kelompok)
Kelompok terapi
50
Society of Addiction Psychology (ketergantungan)
Ketergantungan/adiksi, kelainan makan, penyalahgunaan zat
51
Society for the Psychological Study of Men and Masculinity (paguyuban untuk studi tentang laki-laki dan maskulinitas)
Laki-laki dan maskulinitas
52
International Psychology (psikologi internasional)
Internasional
53
Society of Clinical Child and Adolescent Psychology (paguyuban psikologi klinis anak dan remaja)
Anak-anak, klinis anak
54
Society of Pediatric Psychology (paguyuban psikologi kedokteran anak)
Anak-anak, kedokteran anak
55
American Society for the Advancement of Pharmacotherapy (paguyuban Amerika untuk pengembangan terapi obat)
Penyalahgunaan zat, terapi obat
56
Trauma Psychology (psikologi trauma)
Trauma

F.     Tujuan memepelajari psikologi
Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa adalah untukmenjadikan manusia supaya hidupnya lebih baik, bahagia dan sempurnah. Tujuan ilmu jiwa dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
2.      Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia.
3.      Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Widodo Supriono, 2003. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Anas, Muhammad, 2007. Psikologi Sosial. Badan Penerbit UNM: Makassar.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.j. & Nolen hoeksema, 1996. Pengantar Psikologi Jilid 1. Interkasara: Tangerang.
L.N, Yusuf Syamsu, 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Rosda: Bandung.
Sarwono, Sarlito W., 2009. Pengantar psikologi Umum. Rajawali Pers: Jakarta.
Walgito, Bimo, 1981. Pengantar psikologi Umum. Penerbit Andi: Yogyakarta.